Story Eneng ...
Kerangka angin tak terlihat dimata, hanya sejuk terasa hawa.
Isi hati siapa yg tau hanya hamba dan tuhanya saja. Seribu kata terus bersandar
untuk mengurangi beban diri. Siapa sangka dia yg terlihat bersahaja juga punya
cerita.
Berawal dari kesan dia menginjak bangku SMA. Ya karna dia
masih SMA, hati dan pikiran mungkin belum terkontrol melepas keinginan untuk
mempunyai seorang guardian dalam hidupnya. Beruntung sekali pria tersebut
mendapat kejutan tak disangka sangka. Dari sekian banyak pria melirik hanya dia
yg terpilih untuk menjadi guardian dalam kehidupan Eneng sebutanku.
Berbagai kebahagiaan dia dapatkan bersama, banyak orang yg
menginginkan kehidupan mereka. Layak berarti bahagia dalam setiap langkah yg di
dera, Lihat mereka.
Waktu berubah cepat, Eneng. Dia yg terlihat bersahaja ternyata menahan banyak cerita untuk
bertahan. Tanpa alasan, ya aku tidak bisa menyalahkan siapa yg salah dalam
masalah mereka, namun setidaknya tidak
mungkin terjadi kebakaran jika tidak ada api.
Rasa cemburu, kecewa, dan sakit hati dia rasakan bertubi-tubi,
diam karna dia wanita. Wanita? Memang lihai menutup perasaan di depan muka,
namun dia juga manusia. Kodrat wanita perasaan yg lebih utama dibanding
segalanya. Sedangkan pria? Logika berjalan ketika melewati suatu jalan dalam
kehidupan.
Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi
hari terus berlalu. Tibalah saat dia, Eneng menimba ilmu jauh dari si pria. Harapan
pria “semoga dia bisa sukses dan tidak lupa bagaimana keadaan sekarang”.
Hari yg di tunggu datang juga dia, Eneng, pulang ke Jakarta dan
berhasil menyelesaikan studi nya.
Tak disangka, ternyata harapan berbanding terbalik dengan
kenyataan. Entah dari mana asal pikiran mereka sehingga menemukan titik jenuh
untuk terucap selamat tinggal. Entah juga siapa yg memulai.
Namun, yakin bahwa mereka masih mempunyai segudang harapan
bersama untuk mengulang sebuah cerita. Apa daya gengsi mengalahkan segalanya,
wanita menundukan diri mengalahkan ego nya, bagaimana tidak dia yg berusaha
memulai semua cerita baru meski banyak duri yg menancap di hatinya. Pria? Dia melewatkan
momen itu, dia lebih meninggikan ego diri ketimbang kebahagiaan kembali daalam
hidupnya.
*coretan anak bodoh bertindak, mencoba mencari sandaran
dalam kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar